Pelaihari (MAN ICT) - Nisrina Akmiyati dan Rizki Munawaroh Damoiko tidak menyangka, tulisan dari hasil penelitian mereka tentang pertambangan intan tradisional di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka berhasil tembus di jurnal internasional ber-indeks Scopus. Kamis (8/10/20)
Penelitian dua Siswa MAN Insan cendekia Tanah Laut Kalimantan Selatan generasi kedua tersebut bermula dari rasa ingin tahu mereka tentang bagaimana tambang tradisional yang melegenda tersebut dikelola. Walau masyarakat di sana banyak yang menjadi penambang, tetapi kesejahteraan mereka masih jauh dari kata cukup.
Penelitian mereka kemudian diajukan dalam sebuah riset madrasah paling bergengsi di bawah kementerian Agama, Madrasah Young Research SuperCamp (MYRES) ajang lomba riset untuk seluruh siswa madrasah di Indonesia.
Siapa sangka, proposal mereka kemudian masuk 15 besar terbaik bidang Sosial Humaniora (Soshum) se-Indonesia dan berhak mengikuti pembimbingan lebih intensif di Serpong, Tangerang oleh para mentor dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Dari 15 proposal terpilih bidang Soshum kembali di saring menjadi 6 proposal terbaik untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka dalam ajang puncak finalis MYRES yang berbarengan dengan pelaksanaan KSM tingkat Nasional di Bengkulu, tahun 2018 yang lalu. Pada ajang tersebut mereka hanya mampu meraih predikat Harapan 1, tetapi penelitian mereka memikat hati para peneliti LIPI.
Pada simposium internasional (HSS) tahunan internasional di Bogor tahun 2019 yang dihadiri oleh para pakar, peneliti luar dan dalam negeri, Nisrina dan Damoiko dimentori langsung oleh para peneliti LIPI yang sangat fokus mengawal riset anak-anak madrasah Aliyansah Abdurrahim, MDH Rahiem, Munash Ramli, akhirnya sukses mempresentasikan hasil penelitian mereka.
Gayung bersambut, penelitian mereka diajukan untuk bisa masuk dalam jurnal internasional ter-indeks Scopus. Bulan Oktober 2020, akhirnya ada pemberitahuan bahwa karya mereka layak dan telah terbit di jurnal internasional bergengsi tersebut yang merupakan puncak yang tidak mudah dilewati bagi para peneliti muda.
Nisrina dan Damoiko ketika dihubungi via telepon menyampaikan rasa syukur dan bahagianya berkat kerja keras mereka berdua serta dukungan orang tua, pembimbing, seluruh warga madrasah, mentor dan juri MYRES 2020 “Kami sangat bersyukur atas sebuah pencapaian baru yang tidak pernah kami kira akan kami dapatkan sebelum memulai penelitian,” Ungkap Mereka.
Lebih lanjut, Nisrina menambahkan pengalamannya selama memulai penelitian. Pada awalnya, ia merasa penelitian terlihat sebagai sesuatu yang sulit karena dalam bayangannya, hanya para ahli hebatlah yang dapat melakukan penelitian. “Saya pun pada awalnya berpikir demikian. Namun, setelah jatuh dalam prosesnya, ternyata meneliti jauh lebih menyenangkan dari apa yang telah saya bayangkan.” Lengkapnya.
Nisrina juga memberikan pesan kepada seluruh Siswa Indonesia khususnya untuk siswa MAN ICT untuk tidak pernah takut untuk mencoba hal baru karena segala sesuatu bermula dari titik nol. “Jangan takut untuk mencoba memulai penelitian karena merasa tidak jago. Sesungguhnya, ketakutan terbesar berasal dari pikiran kita sendiri.” Pungkasnya.
Dilain kesempatan, Kepala Madrasah, Hilal Najmi mengungkapkan rasa bangganya, “Siswa madrasah tidak selalu identik dengan hal yang sifatnya agama, mereka juga mampu memberi membuktikan kontribusi positif bagi bangsa, harapan masa depan generasi emas Indonesia” pungkasnya.
Selamat, warga Madrasah Bangga dengan Raihan Hebat ini!