Warga MAN ICT Peringati Hari Santri Nasional Tahun 2019

Pelaihari (MAN ICT) – Warga Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Tanah Laut (ICT) Kalimantan Selatan Gelar Upacara Bendera sekaligus Memperingati Hari Santri Nasional Tahun 2019. Senin (21/10/19) di Halaman Madrasah.

Dengan berbalut busana khas Santri Indonesia yaitu mengenakan Peci Songkok, Sarung, Baju Koko, Gamis, Surban, dan Sendal Jepit Seluruh Warga Madrasah mengikuti Upacara bendera tersebut. Selain itu Paduan Suara MAN ICT juga menyanyikan Lagu Mars Madrasah menggunakan rebana dan Lagu Hari Santri secara bersamaan.

Dalam Upacara tersebut, Kepala Madrasah (Kamad) sampaikan sambutan dari Menteri Agama Republik Indonesia pada Upacara Peringatan Hari Santri 2019 Tanggal 22 Oktober 2019. Kamad juga memberikan arahan dan pandangan kepada para Siswa untuk selalu rajin beribadah dan terus mengejar cita-cita.

“Kalian adalah Siswa Madrasah, kalian adalah santri Indonesia yang akan mewujudkan Perdamaian duina di masa yang akan datang” Ucap Kamad.

Hari Santri Nasional (HSN) jatuh pada tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Peringatan ini, ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta. Penetapan Hari Santri Nasional dimaksudkan untuk meneladankan semangat jihad kepada para santri tentang keindonesiaan yang digelorakan para ulama. Tanggal 22 Oktober merujuk pada satu peristiwa bersejarah yakni seruan yang dibacakan oleh Pahlawan Nasional KH Hasjim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Seruan ini berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca-Proklamasi Kemerdekaan. Sekutu ini maksudnya adalah Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II untuk mengambil alih tanah jajahan Jepang. Di belakang tentaran Inggris, rupanya ada pasukan Belanda yang ikut membonceng.

Aspek lain yang melatarbelakangi penetapan HSN ini adalah pengakuan resmi pemerintah Republik Indonesia atas peran besar umat Islam dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga NKRI. Ini sekaligus merevisi beberapa catatan sejarah nasional, terutama yang ditulis pada masa Orde Baru, yang hampir tidak pernah menyebut peran ulama dan kaum santri. (Rep: Ard/Ft: Soffan).